TV DIGITAL DAN TV ANALOG
Halo
semua kali ini kita akan membahas tentang TV analog dan TV digital. Poin – poin
yang akan kita bahas kali ini adalah :
1.
Sejarah atau asal usul TV analog dan TV digital;
2.
Perbedaan TV analog dan TV digital;
3.
Kekurangan dan kelebihan dari TV analog dan TV
digital;
4.
Penjelasan rinci tentang TV digital;
5.
Pendapat saya mengenai wacana pemerintah tentang
migrasi TV analog ke TV digital.
Nah langsung aja ya kita bahas poin yang pertama.
I. Sejarah atau Asal Usul
TV Analog dan TV Digital
Dewasa
kini televisi yang sering kita temui adalah televisi dengan kualitas gambar
yang bagus dan berbagai pilihan dari masing - masing kecanggihan yang dibawa
oleh setiap mereknya. Dibalik semua itu tentu ada proses yang membawa televisi
kini menjadi elektronik yang canggih. Dalam penemuannya, terdapat banyak pihak,
penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha.
Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari
televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang
elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831)
yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
1876 - George Carey menciptakan
selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang
listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam
tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,
berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli
botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi
bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun
kemudian.
1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT)
pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan
layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dasar televisi layar
tabung.
1900 - Istilah televisi pertama kali
dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of
Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
1907 - Campbell Swinton dan Boris
Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal
Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21
tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia
menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT.
1940 - Peter Goldmark menciptakan
televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1958 - Sebuah karya tulis ilmiah
pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
1964 - Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertama kali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah
ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 - James Fergason menemukan teknik
twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 - Layar LCD pertama kali
diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 - Larry Weber dari Universitas
Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan
Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode
(OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara
itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin
film transfer yang ringan.
1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK,
mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
1987 - Kodak mematenkan temuan OLED
sebagai peralatan display pertama kali.
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan
penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil
menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian
megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari
perusahaan Matsushita.
Dekade 2000 - Masing - masing jenis
teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus
mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Selanjutnya
dipoin kedua kita akan membahas tentang perbedaan TV
analog dan TV digital. Yak langsung aja ya.
II. Perbedaan TV Analog dan TV Digital
Sebelum membahasa mengenai perbedaan TV analog dan digital
berikut pengertian dari keduanya :
-
Televisi
digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi
digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke
pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital,
namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin
yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi
resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi
digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan
surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih
tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna
- warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV
memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL.
-
Televisi
analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau
frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum televisi digital dapat dimasukan
ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national
Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Nah kita sekarang bahas perbedaannya yak…
-
Kualitas Gambar
dan Suara
Siaran
televisi digital terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil
dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan
system Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi
efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak
menimbulkan echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada
bayangan).
Penyiaran
televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD,
bahkan stasiun - stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format
16:9 (layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High
Definition (HD). Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan
stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby
DigitalTM).
-
Tahan perubahan
lingkungan
Siaran
televisi digital terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan
yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV),
misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang
atau berubah - ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.
-
Tahan terhadap
efek interferensi
Teknologi
ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta
kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang
rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan
di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code)
tertentu.
-
Efisiensi
spektrum/kanal
Teknologi
siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding
siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan
untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital
sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan
lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6,
artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu
kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang
sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6
hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Dalam
bahasa yang sederhana, ini berarti dalam satu frekuensi dapat digunakan untuk
enam siaran yang berbeda. Ini jauh lebih efisien dibanding dengan siaran analog
dimana satu frekuensi hanya untuk satu siaran saja. Dengan keunggulan ini,
keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi
penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan
memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan
program yang lebih bervariasi.
-
Produksi
Perangkat
TV Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital
menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV
Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV
Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital.
Resolusi
perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau
bahkan di 780p atau 1080p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD
memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar
pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk
mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal
bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.
III. Kekurangan dan Kelebihan dari
TV Analog dan TV Digital
TV Digital:
Kelebihan
TV Digital memiliki kualitas visual dan audio yang lebih bagus dari pada TV
analog. Selain itu yang terpenting adalah dari aspek regulasi, akan terdapat
izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa sehingga dapat
menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang
penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya
monopoli penyelenggaraan televisi digital di Indonesia.
International
Telecommunication Union (ITU) atau otoritas telekomunikasi internasional
memberi kebijakan konversi ke penyiaran digital
kepada seluruh negara di dunia, agar paling lambat 17 Juni 2015. Berdasarkan kebijakan ini TV analog atau TV
biasa yang kita tonton sehari - hari bakal tidak bisa digunakan sehingga mau
tidak mau masyarakat harus berganti ke TV yang bisa menangkap siaran digital.
Tv Analog
Pertama
kali ada televisi, model dari televisi masih menggunakan konsep TV analog,
kualitas gambar yang didapat masih sangat jelek, masih banyak sekali gangguan,
terutama di noise gambar. TV Analog masih menggunakan CRT yang tidak hemat
tempat dan tidak juga hemat listrik. Karena banyak kelemahan tersebut, maka
dibuatkan TV generasi berikutnya yang tujuannya untuk meminimalisir kekurangan -
kekurangan tersebut.
Sekarang
siaran TV yang mulai digunakan adalah Digital TV (DTV). DTV adalah transmisi
sinyal yang menggunakan kode 01. Pada penyiaran on air, DTV dipancarkan
menggunakan Ultra High Frequency (UHF) dengan spektrum radio mulai dari 6 MHz.
Kualitas gambar sangat jernih meski dalam TV berukuran kecil. Resolusi DTV
mencapai 704 pixel sehingga gambar tetap jernih meski tampil pada layar besar.
Untuk video, karena dukungan resolusi yang tinggi, maka tampilan gambar per
frame tidak akan menghasilkan kedipan. Beda dengan TV analog yang bila dipakai
untuk video dan dipaksakan pada layar besar, gambar akan menjadi buram dan
terputus - putus. DTV juga mendukung siaran HDTV.
IV. Penjelasan Rinci
Tentang TV Digital
Televisi
digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan
sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat
televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran
TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah
informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
a. Frekuensi TV digital
Secara
teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog
dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 :
6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal
transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik
multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus
untuk program yang berbeda.
TV
digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan
lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang
membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat
diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital
seperti yang digunakan kamera video.
b. Sistem pemancar TV digital
Terdapat
tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital
(DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan
layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua
standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM
dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan
dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama
pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi
melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat
diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7 MHz dan 8 MHz. Fleksibilitas
ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, di mana mode pertama digunakan
untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai
aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV)
beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem
penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk
QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang
disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi
sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang
disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan
piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima
frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital
juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai
televisi protokol internet (IPTV).
c. Kualitas penyiaran TV digital
TV
Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih
baik dari yang dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan
pengiriman gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada
dalam kondisi bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas
siaran berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal
siaran dengan laju sangat tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi
berkualitas tinggi.
d. Manfaat penyiaran TV digital
-
TV Digital
digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas
siaran digital dengan siaran analog serta dapat berinteraksi dengan TV Digital.
-
Teknologi siaran
digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif di mana TV Digital
memiliki layanan komunikasi dua arah layaknya internet.
-
Siaran televisi
digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak
bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya pancar
televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima dengan baik
meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi seperti di dalam
mobil dan kereta.
-
TV Digital
memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi
analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program mereka secara digital dan
memberi kesempatan terhadap peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang
lebih kreatif, menarik, dan bervariasi.
e. Keunggulan Frekuensi TV digital
Siaran menggunakan sistem digital memiliki
ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk diperbaiki kode digitalnya melalui
kode koreksi error. Akibatnya adalah kualitas gambar dan suara yang jauh lebih
akurat dan beresolusi tinggi dibandingkan siaran televisi analog. Selain itu
siaran televisi digital dapat menggunakan daya yang rendah.
Transmisi pada TV Digital menggunakan lebar
pita yang lebih efisien sehingga saluran dapat dipadatkan. Sistem penyiaran TV
Digital menggunakan OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat.
Transisi dari teknologi analog menuju teknologi digital memiliki konsekuensi
berupa tersedianya saluran siaran televisi yang lebih banyak. Siaran
berteknologi digital yang tidak memungkinkan adanya keterbatasan frekuensi
menghasilkan saluran - saluran televisi baru. Penyelenggara televisi digital
berperan sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital sementara
program siaran disediakan oleh operator lain. Bentuk penyelenggaraan sistem
penyiaran televisi digital mengalami perubahan dari segi pemanfaatan kanal
ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi penggunaan kanal
frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6 program.
Siaran televisi digital terestrial dapat
diterima oleh sistem penerimaan televisi analog dan sistem penerimaan televisi
bergerak. TV Digital memiliki fungsi interaktif di mana pengguna dapat
menggunakannya seperti internet. Sistem siaran televisi digital DVB mempunyai
kemampuan untuk memanfaatkan jalur kembali antara IRD dan operator melalui
modul Sistem Manajemen Subscriber. Jalur tersebut memerlukan modem, jaringan
telepon atau jalur kembali televisi kabel, maupun satelit untuk mengirimkan
sinyal balik kepada pengguna seperti pada aplikasi penghitungan suara melalui
televisi. Ada beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan, antara lain melalui
jaringan telepon tetap (PSTN) dan jaringan berlayanan digital terintegrasi
(ISDN). Selain itu juga dikembangkan solusi komprehensif untuk interaksi
melalui jaringan CATV, HFC, sistem terestrial, SMATV, LDMS, VSAT, DECT, dan
GSM.
V. Pendapat Saya Mengenai Wacana Pemerintah
Tentang Migrasi TV Analog ke TV Digital
Menurut pendapat saya dampak yang timbul dengan adanya
system siaran digital TV di Indonesia akan banyak mempunyai pengaruh yang
positif dibandingkan pengaruh negatifnya. Karena dalam era globalisasi ini
kemajuan teknologi sangatlah penting pada negara berkembang seperti Indonesia.
Karena untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain yang sudah lebih dulu
menggunakan TV digital.
Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan
peralihan ke TV digital ini adalah perlunya pesawat TV baru atau paling tidak
kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa berkisar 1 juta rupiah.
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini,
maka dapat ditempuh pola kerja sama operasi antar penyelenggara TV eksisting
dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara
TV digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan "program
/ content provider".
Walaupun terdapat lebih banyak pengaruh positif daripada pengaruh negatif
namun tetap saja ada pengaruh negatifnya, dan menurut saya pengaruh negatif
dari perpindahan TV analog ke TV digital dapat menjadi awal mula negara
Indonesia menjadi negara komunis.
DAFTAR PUSTAKA :
http://tithos.blogspot.co.id/2016/11/sejarah-perkembangan-televisi-digital.html
http://2009033-kartikarahmawati.blogspot.co.id/2012/04/kelebihan-dan-kekurangan-tv-analog-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital
http://gunslavedrama.blogspot.co.id/2012/01/perbedaan-tv-analog-dan-tv-digital.html