Minggu, 30 Oktober 2016

Makalah Kebudayaan Yogyakarta

MAKALAH KEBUDAYAAN YOGYAKARTA

PENGANTAR ILMU BUDAYA DASAR

Dibuat oleh

Nama : Muhammad Illham Friansyah

Kelas : 1IA15

NPM : 54416932

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA

2016 


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum WR.WB
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, bahwasanya saya telah dapat membuat makalah tentang Kebudayaan Yogyakarta ini walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum di katakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya .

Wassalamualaikum Salam WR.WB


Jakarta, 29 Oktober 2016





















BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat sekarang ini telah banyak  pengalaman yang di peroleh bangsa kita tentang kehidupan berbangsadan bernegara. Dalam negara Republik Indonesia, pedoman acuan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara itu adalah nilai - nilai dan norma - norma yang tercantum dalam Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, sebagai sumber dan disain bagi terbentuknya kebudayaan nasional.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah provinsi  yang  berdasarkan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Selain itu ditambahkan pula mantan-mantan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran yang sebelumnya merupakan enklave di Yogyakarta.

Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945, bahkan sebelum itu. Beberapa minggu setelah Proklamasi 17 Agustus 1945,  atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945.  Isi dekrit tersebut adalah integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dekrit dengan isi yang serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII pada hari yang sama. Dekrit integrasi dengan Republik Indonesia semacam itu sebenarnya juga dikeluarkan oleh berbagai monarki di Nusantara, walau tidak sedikit monarki yang menunggu ditegakkannya pemerintahan Nederland Indische setelah kekalahan Jepang.










1. Rumusan Masalah
1.     Bagaimana sejarah kota Yogyakarta ?
2.     Dimana letak geografis kota Yogyakarta ?
3.     Bagaimana budaya (baik budaya fisik maupun non fisik) yang ada di Yogyakarta ?
4.     Transportasi apa saja yang terdapat di Yogyakarta ?
5.     Tempat wisata apa saja yang ada di kota Yogyakarta ?
6.     Kesenian dan tradisi apa yang terdapat di Yogyakarta ?

2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.        Memenuhi tugas mata kuliah Kebudayaan Dasar
2.        Memberikan Penjelasan dan gambaran tentang budaya Yogyakarta yang unik  jika diceritakan.
3.        Sebagai arahan agar mahasiswa dapat mengkorelasikan Budaya/kebudayaan dengan kehidupan masyarakat di kehidupan yang nyata.

3. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai Kebudayaan Yogyakarta yang termasuk Sosiologi juga. Supaya pembaca menyadari bahwa sangat pentingnya mengambangkan budaya kita sendiri agar terkenal luas di seluruh dunia.
















BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengenalan

1.1. Sejarah Kota Yogyakarta
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan, dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah, dan penduduknya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:
·        Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.
·        Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).
·        Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949[7] pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.
1.2. Letak Geografis
DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30' - 7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40' - 111º 0' Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju, dan berkembang.
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya.
2.  Pembahasan
2.1. Kondisi budaya fisik (tangible) meliputi:
• Kawasan cagar budaya berjumlah 13 Kawasan Cagar Budaya (KCB), tersebar di 4 Kabupaten dan Kota terdiri dari 6 KCB di wilayah urban kota, 3 KCB di wilayah Suburban. Potensi Benda Cagar Budaya yang dimiliki sebanyak 365 buah.

• Kondisi keberadaan Permuseuman. Potensi museum yang di miliki baik museum negeri maupun museum swasta berjumlah 30 museum yang terdiri dari 14 museum Benda Cagar Budaya dan Kesenian, 7 museum Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan serta 9 museum Perjuangan. Keberadaan museum Kota Yogyakarta 18 buah, Kabupaten Sleman 9 buah, Kabupaten Bantul 2 buah, dan Kabupaten Gunung Kidul 1 buah.

2.2.  Kondisi budaya nin-fisik (intagible), antara lain:

•Kondisi Kesenian Potensi budaya Non-fisik meliputi kesenian dalam berbagai jenis dan seni rupa,seni tari, seni musik, seni teater, dan lainnya. Dari sisi jumlah organisasi ada group kesenian DIY sebanyak 2863 buah yang tersebar di empat kabupaten dan kota.

•Kondisi Adat dan Tradisi Upacara adat adalah salah satu kegiatan budaya masih di lakukan oleh masyarakat. Di kota Yogya masih dilakukan 5 upacara adat, Kabupaten Slemanter dapat 11 upacara adat, Kabupaten Bantul terdapat 24 upacara adat, Kabupaten Kulon Progo terdapat 10 upacara adat, dan Kabupaten Gunung Kidul terdapat 16 upacara ada pada 9 Kecamatan.

•Bahasa Daerah Yogyakarta merupakan pusat bahasa dan sastra Jawa yang meliputi bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.

•Prasarana Budaya Prasaran budaya sebagai penunjang terhadap kelestarian dan pengembangan kreativitas seniman telah ada sebanyak 130 buah dalam berbagai bentuk, seperti panggung, pendopo, ruang pamer, ruang pertunjukan, studio musik balai desa,auditorium, sanggar, lapangan, sedangkan pusat-pusat pelestarian budaya tradisional yang disebut desa budaya, terdapat kurang lebih 60 desa budaya dan22 desa wisata dengan potensi fisik maupun non fisik.

•Lembaga Budaya Di provinsi ini berjumlah 178 lembaga terdiri dari yayasan, organisasi, lembaga pendidikan, instansi pemerintah serta organisasi yang melestarikan nilai budaya daerah. Pembentukan lembaga ini dalam rangka mengikuti perubahan yang sangat cepat dan tidak diimbangi dengan kesiapan budaya bangsa dalam rangka menciptakan Indonesia yang aman dan damai, untuk itu pemerintah provinsi melalui potensi dan sumber budaya yang dimiliki mengolah budaya setempat sebaik mungkin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.

2.3. Budaya

Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta akan sangat sering menyaksikan dan bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan  kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah upacara adat. Sehingga bagimasyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Kesenian khas di Yogyakarta antara lain adalahkethoprak, jathilan, dan wayang kulit. yogyakarta juga dikenal dengan perak dan gayayang unik membuat batik kain dicelup. Ia juga dikenal karena seni kontemporer hidup. Memberikan nama kepada anak masih merupakan hal penting Nama-nama anak jawa.Yogyakarta juga dikenal dengan gamelan musik, termasuk gaya yang unik gamelan Yogyakarta.

2.4. Transportasi di Yogyakarta

Transportasi yang ada di Yogyakarta terdiri dari transportasi darat (bus umum, taksi, kereta api, andhong (kereta berkuda), dan becak) dan udara (pesawat terbang) Bandar Udara Adi Sutjipto. Pada awal Maret 2008, pemerintah DIY telah mengoperasikan bisTrans Jogja sebagai usaha untuk membuat transportasi di kota ini nyaman, murah danandal. Jalan-jalan di Yogyakarta kini sudah lebih rapi dan bersih di bandingkan tahun-tahun terdahulu karena komitmen pemerintah daerah Yogyakarta untuk menjadikan Yogyakarta sebagai kota pariwisata (terbukti dengan dibuatnya TV raksasa di salah satu jalan raya Yogyakarta untuk berpromosi dan papan stasiun kereta api). Walaupun demikian, jalan- jalan di Yogyakarta juga tergolong sering mengalami kemacetan.

2.5. Tempat Wisata Menarik

1.     Candi Prambanan

            Candi Prambanan merupakan salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi karena Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Selain itu, Candi Prambanan juga dihiasi relief yang diukir mengelilingi candi dan menceritakan kisah Ramayana dan Krishnayana. Candi Prambanan berlokasi sektiar 17 KM dari psuat kota Yogyakarta.

2.     Pantai Parangtritis

            Pantai Parangtritis adalah pantai yang paling terkenal di Yogyakarta, sehingga Pantai Parangtritis layak disebut sebagai salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi. Berlokasi sekitar 25 KM di selatan pusat kota Yogyakarta, Pantai Parangtritis adalah pantai yang berada di tepi Samudra Hindia sehingga mempunyai karakteristik ombak dan arus yang cukup besar dan kuat. Keunikan dari Pantai Parangtritis adalah adanya bukit pasir yang disebut gumuk di sekitar pantai.

3.     Jalan Malioboro

            Malioboro merupakan nama sebuah jalan di Yogyakarta. Jalan Malioboro ini sangatlah terkenal dan sudah menjadi salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi, bahkan untuk berfoto di penanda Jalan Malioboro saja kita sering kali harus mengantri terlebih dahulu. Nama Jalan Malioboro ini berasal dari bahasa Sansekerta dan mempunyai arti karangan bunga.
            Jalan Malioboro menawarkan pengalaman wisata belanja dan wisata kuliner yang tak ada habisnya. Pada siang hari, di sepanjang Jalan Malioboro anda akan menemukan banyak sekali penjual pakaian, tas, sandal, gantungan kunci, kerajinan tangan, batik, aksesoris, dan barang-barang unik lainnya yang dapat dibeli dengan harga murah. Sedangkan pada malam hari, anda akan menemukan banyak sekali penjual makanan lesehan khas Yogyakarta di sepanjang Jalan Malioboro.

4.     Goa Jomblang

            Goa Jomblang adalah sebuah goa wisata yang berlokasi di Gunung Kidul, Yogyakarta. Goa Jomblang merupakan goa vertikal yang mempunyai sebuah hutan purba di dalamnya. Selain itu, apabila anda datang ke Goa Jomblang pada jam 10 sampai dengan jam 12 siang, anda akan dapat melihat cahaya menembus goa yang sering disebut sebagai cahaya surga. Keindahan dan keunikan Goa Jomblang membuatnya menjadi salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi.

5.     Arung Jeram Citra Elo
            Arung Jeram Citra Elo adalah salah satu arung jeram yang ada di Yogyakarta. Arung Jeram Citra Elo adalah arung jeram yang paling cocok untuk keluarga atau pemula karena arusnya yang tidak berbahaya bila dibandingkan dengan sungai lain di sekitar Yogyakarta. Selain itu Arung Jeram Citra Elo juga dapat dimainkan kapan saja, tidak seperti sungai lain di Yogyakarta yang kebanyakan hanya dapat diarungi pada saat musim hujan saja.

6.     Goa Selarong


            Goa ini terletak di Guwosari, Pajangan, Bantul. Goa ini dulunya berfungsi sebagai markas gerilya Pangeran Diponegoro dalam peperangan melawan Belanda. Bagi sebagian kalangan, goa ini dianggap memiliki nilai mistik. Untuk dapat menikmati wisata di Goa Selarong, kamu dapat membayar tiket masuk sebesar Rp 2 ribu per orang.

7.     Gunung Merapi

            Gunung Merapi merupakan salah satu gunung di sekitar Yogyakarta. Gunung Merapipakan gunung yang paling terkenal di Yogyakarta, dan merupakan salah satu lokasi favorit para pecinta alam yang hobi mendaki gunung dan menikmati keindahan matahari terbit di puncaknya. Harga tiket masuk kawasan wisata Gunung Merapi adalah 3,000 Rupiah per orang.

8.     Desa Wisata Kinahrejo

            Yogyakarta sangat akrab dengan yang namanya Gunung Merapi. Salah satu gunung paling aktif di dunia ini di antaranya memang terletak di Yogyakarta. Sementara desa yang paling dekat dengan Gunung Merapi salah satunya adalah Desa Kinahrejo. Desa ini mulai di buka menjadi tempat wisata setelah letusan Merapi tahun 2010 yang meluluhlantahkan seluruh kampung.
Kamu juga bisa mengunjungi bekas rumah Mbah Maridjan, salah satu juru kunci yang ikut wafat karena letusan Gunung Merapi. Tak hanya itu, kalian yang suka sejarah bisa napak tilas, melihat benda-benda yang telah habis terbakar karena dahsyatnya awan panas yang dihasilkan dari letusan Gunung Merapi.

2.6. Tempat Sejarah Budaya Yogyakarta

• Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai bangunan istana salah satu kerajaan nusantara. Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta sampaitahun 1950 ketika pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan Kesultanan Yogyakarta (bersama-sama Kadi paten Paku Alaman) sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

• Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengat lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi(Sri Sultan Hamengkubuwono I) adalah merupakan hasil politik Belanda yangselalu ingin ikut campur urusan dalam negeri Raja-raja Jawa pada waktu itu.

• Stasiun Tugu

Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei 1887, sekitar 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan.  Awalnya, stasiun ini hanya digunakan untuk transit kereta pengangkut hasil bumi dari daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak 1 Februari 1905, stasiun ini mulai di gunakan untuk transit kereta penumpang. Jalur luar kota pertama dibangun tahun 1899, menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta.

• Gedung Agung Yogyakarta

Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Ahmad Yani dahulu dikenal Jalan Malioboro, jantung ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan istana terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kotamadya Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 120 meter dari permukaan laut. Kompleks istana ini menempati lahan seluas 43,585 m.

• Monumen Serangan Umum 1 Maret

Monumen ini berada satu kompleks dengan Benteng Vredeburg. Monumen ini di bangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini di lakukan untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Saat itu serangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, yang tentu saja setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

• Tugu Yogyakarta

Tugu Yogyakarta adalah sebuah tugu atau menara yang sering dipakai sebagai simbol/lambang dari kota Yogyakarta. Tugu ini di bangun oleh Hamengkubuwana I, pendiri kraton Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jl Jenderal Sudirman dan Jl. Pangeran Mangkubumi ini, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja dan gunung Merapi. Pada saat melakukan meditasi, konon Sultan Yogyakarta pada waktu itu menggunakan tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak gunung Merapi.

• Taman Budaya

Taman Budaya Yogyakarta awalnya mulai di bangun di daerah Bulak sumur padatanggal 11 Maret 1977 sebagai sebuah kompleks Pusat Pengembangan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peresmian pembangunan kompleks seni budaya tersebut di lakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai Wakil Presiden RI saat itu. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta di sebut sebagai Purna Budaya yang di buat sebagai sarana dan prasarana untuk membina,memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Purna Budaya di bangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macamfasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan administrasi. Bagian kedua, yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.

• Taman Pintar

Terletak di kawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana wisata baru untuk anak-anak yakni Taman Pintar di bangun sebagai wahana ekpresi, apresiasi dan kreasi dalam suasana yang menyenangkan. Dengan moto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang mulai di bangun pada 2003 ini ingin menumbuh kembangkan minat anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan pemainan dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Niteni: Memahami, Niroake: Menirukan, dan Nambahi: Mengembangkan.

• Candi Prambanan

Candi Hindu yang tingginya sekitar 47 meter ini di bangun oleh dinasti Sanjaya pada abad 9. Candi ini mempunyai 3 bagian. Bagian utamanya terletak di sebelah dalam dan dikelilingi oleh beberapa candi kecil yang disebut candi “Perwara”. 

2.7. Perangkat Kesenian Dan Tradisi Yogyakarta

Gamelan

Jumlah instrument yang lengkap berjumlah 18 unit disebut Gamelan Ageng. Gamelan Agen terdiri dari Seperangkat atau satu pangkon berlaras Slendro dan satu pangkon berlaras Pelog. Kelompok gamelan lama mempunyai fungsi yang sangat spesifik disebut Gamelan Pakumartan. Kelompok Gamelan Pakurmatan adalah GamelanSekaten berlaras pelog, Gamelan Munggang berlaras slendro dan Gamelan Kodhok  Ngorek berlaras pelog. Gamelan Pakurmatan dimiliki Kraton dan beberapa lembaga pendidikan untuk kepentingan latihan.

Keris

Kegunaan keris bagi masyarakat Jawa bermacam-macam. Pada mulanya keris adalah senjata tikam dalam perkelahian atau pertempuran. Dalam hal ini keris di bawa sebagai sipat kandel. Namun dalam perkembangannya, keris tidak lagi berfungsi sebagai senjata, tetapi sebagai tosan aji, artefak karya empu pembuatnya. Sebagai konsep perpaduan 'bapa akasa – ibu pertiwi' keris di percaya menyandang kekuatan gaib yang dapat bepengaruh bagi pemiliknya. Akhirnya keris merupakan bagian dari budaya jawa sebagai salah satu kelengkapan hidup orang Jawa yang tergambar dalamkonsep: wisma (rumah), garwa (istri), turangga (kuda), kukila (burung) dan curiga(senjata keris).

Wayang Jawa Yogyakarta

Pagelaran wayang kulit di mainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur  publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan di hias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkanmenyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.
Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak dimainkan di letakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang.Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada didepan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-oranganyang sedang di mainkan.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
  Jenis kesenian di Indonesia banyak dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan. Tari Jawa dan Bali yang terkenal misalnya, berisi aspek-aspek kebudayaan dan mitologi Hindu. Selain itu yang cukup terkenal di dunia adalah wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis. bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Solo, dan juga Pekalongan. Kebudayaan Yogyakarta mempunyai ciri khas yang berbeda dan membuat kita penasaran dengan hal-hal mistis yang ada di dalamnya. Bangunan-bangunan yang sangat mistis seperti Keraton membuat orang banyak penasaran apalagi dengan Pantai Parang Teritisnya .

SARAN :
Adat berarti sesuatu yang dikenal, diketahui, dan di ulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dalam kehidupan komunitas atau masyarakat tertentu. Adat berupa nilai-nilai yang di kemas dalam norma-norma tertentu. Nilai dan norma yang terkandung dalam suatu adat di ekspresikan dalam bahasa, tutur kata, gerak-gerik tubuh, perilaku, tata cara,hukum, atau serangkaian perbuatan tertentu yang dianggap sebagai suatu aktivitas yang memang patut, bahkan harus, kita semua lakukan. Adat yang berisi nilai dan norma tertentu yang melembaga menuntut ketaatan dari komunitas pendukungnya.









Daftar Pustaka
4.     http://artikel.melodanta.com/10-tempat-sejarah-budaya-di-yogyakarta.html

8.     https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi&ei=KdAVWIP6HMfxvATE5rWIBA&ved=0EKouCBIoAQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar